Terlepas dari banyaknya definisi
Batik, secara umum kata Batik sendiri merujuk pada sebuah teknik menahan warna
dengan menggunakan media perintang warna secara berulang-ulang di atas
kain.
Adalah lilin malam digunakan sebagai
penahan untuk mencegah agar warna tidak menyerap ke dalam serat kain di
bagian-bagian yang dikehendaki
Sering disebut proses celup rintang
warna.
Dalam bahasa Inggris teknik ini
dikenal dengan istilah wax-resist dyeing.
Kata Batik dipercaya berasal dari
bahasa Jawa. Kata batik diambil dari kata “ambatik”, yaitu kata “amba”
yang berarti menulis dan “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat
titik. Jadis secara etimologis, Batik berarti menitikkan malam dengan canting
sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titik dan garisan.
Sedangkan “Kain Batik” adalah
kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan cara
menuliskan titik-titik dan garis yang membentuk corak di atas kain dengan
menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai media perintang
warna.
Tetapi dalam perkembangannya,
pembuatan corak tidak hanya dengan “Mencanting” tapi juga dengan tehnik lain
seperti di cap, cetak, lukis dll.
Yanik tidak pernah belajar membatik
sebelumnya. Yanik mengembangkan tehnik batiknya dengan mengambil referensi dari
tehnik water color yaitu; menggunaka lilin untuk menutupi suatu bidang dari
warna. Biasanya bidang yang ditutupi adalah warna dasar kertas yaitu
putih/cream. Disini yanik mencoba memaksimalkan pada penggunaan lilin itu
sendiri, yang tidak hanya sebagai penutup bidang tapi juga bisa berfungsi
sebagai pembuat sketsa, motif ataupun efek tektur.
Pembuatan sketsa dan motif dengan
lilin pada kertas tidaklah mudah. Karena lilin tidak bisa di runcingkan seperti
pencil, maka lilin diganti dengan clear oil pastel atau cetakan motif.
Pemakaian cetakan motif ini sangat identik dengan batik cetak. Disinilah letak
kemiripan dari tehniknya yanik dengan batik yang umum kita lihat.
Yang membedakan adalah ide dasar dan
proses kerja. Yanik lebih menekankan pada sisi melukis itu sendiri daripada
membatik. Tetapi melihat kemiripan dari tehnik penggunaan penghalang warna
(wax/lilin) pada keduanya, maka bisa saja karya yanik dikatakan karya batik.
Tentu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Penemunya sendiri menyebut
karya ini dengan lukisan gaya batik “Batik Style Painting”, bukan Batik Painting
Sweet Cat. 40x40cm |